Waspadai Penyakit Ayam Animo Hujan

December 31, 2018
WASPADAI PENYAKIT MUSIM HUJAN

Musim hujan sudah mulai terjadi dibeberapa daerah, kondisi yang sebelumnya panas akhir kemarau panjang bermetamorfosis hambar akhir hujan deras yang tidak kunjung reda. Akibatnya kita lihat terjadi longsor di beberapa kawasan dan yang terparah ada di Banjarnegara- Jawa Tengah. Menghadapi kondisi isu terkini hujan yang menyerupai ini, peternak ayam harus siap mengantisipasi biar tingginya kelembaban dan kurangnya intensitas sinar matahari tidak membawa imbas negatif bagi produktivitas dan kesehatan ternak ayam mereka. Mewaspadai dan bersiaga yakni cara terbaik yang seharusnya dilakukan biar tidak melahirkan duduk kasus serius yang semestinya sanggup dicegah.

Atas dasar pengalaman para peternak, selama ini kalau isu terkini hujan datang, maka outbreak penyakit di peternakan pun akan lebih sering muncul. Hal ini tidak lain lantaran isu terkini hujan secara tidak pribadi berperan dalam berbagi bibit penyakit ke peternakan. Penyebaran bibit penyakit ini sanggup melalui litter, feses maupun air minum ayam yang terkotori bibit penyakit.

Salah satu penyakit yang menjadi “langganan” ialah penyakit gangguan pencernaan. Terdapat tiga jenis penyakit yang biasa menyerang jalan masuk atau organ pencernaan ayam, yaitu Koksidiosis, necrotic enteritis (NE), dan kolera. Di lapangan, jumlah kejadian penyakit ini cukup banyak bermunculan. Beberapa masalah juga bersifat oportunis. Maksudnya, secara normal mikroorganisme penyebabnya ada di dalam usus dalam jumlah yang terkendali. Tetapi pada ketika kondisi ayam menurun, akhir stres atau sakit misalnya, mikroorganisme tadi berkembang dan menjadi patogen (mengganas).


Koksidiosis & Necrotic Enteritis

Koksidiosis dan necrotic enteritis (NE) merupakan penyakit yang sama-sama mengakibatkan kerusakan di jalan masuk percernaan, terutama di usus. Tidak sedikit kita sering dikecohkan oleh kedua penyakit tersebut. Identifikasi secara seksama dan teliti menjadi solusi dalam mengindentifikasi kedua penyakit ini.

Koksidiosis atau berak darah merupakan penyakit benalu yang disebabkan oleh salah satu endoparasit, yaitu protozoa (bersel tunggal) dari genus Eimeria sp. Agen penyakit ini berbeda dengan distributor penyakit lainnya, baik kuman maupun virus terutama dalam tahapan perkembangannya dimana Eimeria sp. mempunyai beberapa fase perkembangan. Sedangkan Necrotic neteritis yakni penyakit bakterial yang bersifat sporadik pada ayam yang disebabkan infeksi Clostridium perfringens tipe A maupun C. Di lapangan sering kali ditemukan adanya serangan koksidiosis yang menstimulasi serangan necrotic enteritis. Hal tersebut terjadi lantaran ketika serangan koksidia terjadi perdarahan dan kerusakan jaringan pada ileum (usus halus) yang memicu terbentuknya kolonisasi kuman anaerob, yaitu Clostridium perfringens. Adanya kolonisasi kuman anaerob itu akan berlanjut dengan serangan necrotic enteritis.

Kolera

Penyakit ini sudah banyak dikenal oleh para peternak lantaran tingkat kerugian yang ditimbulkan cukup besar serta kejadiannya yang cukup sering terjadi. Penularan penyakit terjadi secara horisontal yaitu ayam sehat tertular dengan ayam sakit melalui peralatan kandang, kotoran binatang maupun oleh pekerjanya sendiri. Tikus, insekta (terutama lalat) dan burung liar juga berperan dalam penyebarannya. Bakteri menginfeksi ke dalam tubuh melalui jalan masuk pernapasan dan melalui konjungtiva ataupun luka pada permukaan jaringan. Hampir semua unggas yang sembuh akan bersifat carrier.

Setelah terjadi masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh, maka ayam akan mengalami bacterimia (keadaan dimana kuman sudah beredar ke seluruh pembuluh darah) tahap awal.Waktu mulai masuknya bibit penyakit sampai menjadikan tanda-tanda klinis berlangsung selama 4-9. Dalam tahapan bacterimia ini ayam akan mengambarkan tanda-tanda menyerupai :
Penurunan nafsu makan
Ayam tampak lesu dan mengantuk
Demam yang ditandai dengan kloaka kering dan peningkatan suhu tubuh mencapai 2-3oC
Saat kontrol pada malam hari, terkadang akan terdengar bunyi ngorok disertai sedikit getaran lantaran adanya lendir

Gejala yang timbul akhir serangan kolera ini terbagi atas 3 yaitu tanda-tanda perkaut, akut dan kronis.

1. Kolera Perakut

Pada bentuk perakut, ayam tiba-tiba mati tanpa ditandai adanya gangguan/gejala klinik sebelumnya kejadian ini bersifat eksplosif

2. Kolera Akut
Gejala Kolera akut ditemukan pada beberapa jam sebelum terjadi kematian. Gejala yang tampak yakni penurunan nafsu makan, bulu mengalami kerontokan, diare yang awalnya encer kekuningan, lama-kelamaan akan berwarna kehijauan disertai lendir, peningkatan frekuensi pernapasan, kawasan muka, jengger dan pial membesar.
Pial dan jengger membengkak dan berisi masa mengkeju
Kematian sanggup berkisar antara 0-20%. Selain itu, kejadian penyakit ini sanggup mengakibatkan penurunan produksi telur dan penurunan berat badan. Kerugian yang lain yakni meningkatnya biaya pengobatan.

3. Kolera kronis

Pada bentuk kronis, dimana penyakit berlangsung usang (berminggu-minggu sampai berbulan-bulan) dengan virulensi kuman rendah. Gejala yang nampak sehubungan dengan adanya infeksi lokal pada pial, sendi kaki, sayap dan basal otak. Gejala yang terlihat biasanya terjadinya pembengkakkan pada pial, infeksi pada kaki.

Sebgaimana kata pepatah, mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments