Pemeriksaan Kesehatan Ternak Ayam

December 28, 2018
Pemeriksaan Kesehatan Ternak Ayam

1. Kondisi performans
Berdasarkan prkatikum dengan materi investigasi kesehatan unggas diperoleh hasil bahwa ayam leyer yang akan dipakai sebagai materi nekropsi mempunyai performans yang baik atau dalam keadaan sehat hal ini terlihat dari posisi bangun yang tegap, pergerakan lincah, dan tidak ada ciri-ciri gangguan fisik. Hal ini sesuai denagn pendapat Anonim (2011) yang menyatakan bahwa ciri – ciri ayam yang sehat ditandai dengan pergerakan yang aktif dan tidak menujukan tanda-tanda penyakit fisik. Ditambahkan oleh Bambang (2001) bahwa ayam petelur lebih kuat bertahan dengan serangan penyakit dibanding dengan ayam pedaging.

2. pengambilan darah
Berdasarkan hasil praktikum pengambilan darah pada ayam ditemukan adanya serum yang berfunsi sebagai salah satu materi antibody. Hal ini sesuai dengan pendapat (anonim, 2011) bahwa Serum terdiri dari semua protein (yang tidak dipakai untuk pembekuan darah) termasuk cairan HYPERLINK , antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous. Rumusan umum yaitu: serum = plasma - fibrinogen - protein faktor koagulasi. Studi yang mempelajari serum disebut serologi. Serum dipakai dalam aneka macam uji diagnostik termasuk untuk memilih golongan darah. Ditambahkan oleh wardana (2008) Fungsi utama serum yaitu mengobati suatu penyakit yang diakibatkan oleh kuman.

3. nekropsis
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh hasil bahwa pada ketika ayam dibedah tidak ditemukan tanda-tanda penyakit yang cukup serius hal ini dikarenakan organ dalam ayam cukup higienis dan tidak terlihat tanda-tanda gangguan kesehatan. Ghal ini sesuai dengan pendapat Bamabang (2001) yang menyatakan bahwa ayam yang sehat apabila dilihat dari dalam mempunyai kondisi yang sehat dan terlihat higienis dari gumpalan darah dan berwarna cerah.

3.1. kulit pada ayam. Berdasarkan hasil praktikum investigasi keadaan subkutan ayam diperoleh hasil bahwa kondisi subkutan tidak terdapat tanda-tanda penyakit yang menyerang bab bawah kulit, hal ini dimunginkan keadaan peternakan yang ritin memperlihatkan vaksin sehingga ayam tetap dalam kondisi baik. Hal ini sesuai dengan (Supriyatna, 2005) yang menyatakan jadwal vaksinasi yaitu salah satu cara untuk mencegah ayam dari serangan penyakit dengan melaksanakan vaksinasi secara teratur.

3.2. organ pernafasan ayam. Berdasarkan praktikum investigasi organ pernafasan diperoleh hasil bahwa kondisi susukan pernafasan ayam cukup baik hanya ditemukan kondisi kantong udara yang sedikit keruh, hal ini dikarenakan umur ayam yang sudah bau tanah sehingga menghipnotis keaadaan organ dalam. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso (1998) bahwa kantong udara terdiri atas suatu rongga dengan dinding jaringan yang tipis dan halus sehingga sulit dikendali dalam posisi mengempis dan akan besar lengan berkuasa seiring dengan usia ternak.

3.3. organ pencernaan ayam. Praktikum mengenai investigasi kondisi organ pencernaan ayam dihasilkan dalam kondisi yang cukup baik hanya ada sedikit keadaan yang kurang baik lantaran warna usus sudah sedikit kemerah-merahan hal ini dikarenakan adanya penyakit gumboro yag akan menyebabkan absorpsi sari kuliner kurang maksimal. Hal ini sesuai pendapat Tabbu (2000) yang menyatakan penyakit gumboro merupakan dilema utama bagi peternak ayam pedaging maupun petelur, pada ayam petelur penyakit gumboro mempunyai morbilitas 60% oleh lantaran itu aspek administrasi menyerupai kualitas pakan, sanitasi, umur ayam.

Penyakit gumboro mempunyai ciri-ciri ayam lesu, mengantuk, mengorok, adanya kotoran melekat di sekitar dubur.Hal ini sesuai pendapatSuprijatna et al. (2005) terjadi lantaran pada organ pencernaan usus tidak sanggup berfungsi dengan tepat dalam absorpsi sari-sari makanan.Pada organ pernapasan terdapat kelainan pada paru-paru, ada bintik-bintik atau flek hitam dan pada uji apung paru-paru masih mengapung dalam air, hal ini memperlihatkan bisul atau kelainan dalam paru-paru sebagai organ pernapasan belum terlalu parah.

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments