Hasil investigasi feses membuktikan bahwa dengan memakai metode natif feses sapi perah indukan dan anakan diperoleh hasil bahwa pada feses sapi perah indukan tidak terdapat telur cacing sedangkan pada feses anakan sapi perah terdapat satu telur cacing Mecistocirrus digilafus dan metode centrifuse tidak terdapat telur cacing baik anakan maupun indukan.
Hasil investigasi feses mengatakan bahwa dengan memakai metode natif ditemukan telur cacing pada anakan sapi perah yaitu Mecistocirrus digilafus telur cacing tersebut dihasilkan oleh cacing trematoda dengan ciri-ciri mempunyai dua alat penghisap dan cacing ini bisa hidup di dalam rumen sapi. Hal ini sesuai dengan pendapat Levine (1994) yang menyatakan bahwa trematoda atau cacing daun merupakan subfilum dari filum Platyhelminthes.
Trematoda tidak mempunyai rongga tubuh dan semua organ berada di dalam jaringan parenkim. Cacing ini mempunyai dua alat penghisap, satu mengelilingi verbal dan yang lain berada di bersahabat pertengahan tubuh atau pada ujung posterior, cacing ini hidup di dalam rumen sapi dan ruminansia lain. Bentuk muda cacing ini di dalam usus kecil mengakibatkan peradangan edema, peradangan dan kerusakan vili-vili usus.
Ditambahkan oleh Pustekkom (2005), bahwa Schistosoma bovis merupakan penyebab penyakit “Schistomiasis” pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya. Penyakit ini mengakibatkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung, limpa, kantong urine dan ginjal. Cacing sampaumur sanggup hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.
Tubuh cacing jantan lebih lebar dan sanggup menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping. Cacing jantan panjangnya 9–22 mm, sedangkan panjang cacing betina yaitu 14-26 cm. Berdasrkan hasil praktikum telur cacing yang terdapat pada anakan sapi perah bukan berasal dari induk, kemungkinan berasal dari penyabab lingkungan sekitar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Levine (1994) bahwa cacing ini terdapat diseluruh dunia pada mukosa usus halus domba, kambing sapi dan banyak sekali ruminansia lainnya. Cacing ini lebih banyak terdapat pada binatang muda daripada dewasa.