Mengapa Dan Apa Penyebab Ayam Kerdil (Syndrom Kerdil)

December 29, 2018
MENGAPA AYAM KERDIL (SYNDROM KERDIL)  
 
Pada ketika doc datang kondisinya terlihat seragam, no problem. Akan tetapi sesudah ayam mulai menginjak usia di atas 14 hari, gres terlihat adanya ayam yang terlambat pertumbuhannya.
Sindroma kekerdilan didefinisikan sebagai : Sekelompok ayam (umumnya terjadi 5-40% populasi ) yang mengalami laju pertumbuhan yang kurang pada kisaran usia 4-14 hari. Dimana sesudah pada awalnya pertumbuhan tertekan, kemudian kembali normal, tetapi tetap lebih kecil dari yang normal (Nick Dorko, 1997). Bila kondisi di atas dialami peternak broiler maka beberapa kerugian sudah nampak di depan mata 
 
seperti :
  1. tingginya ayam culling;
  2. tingginya fcr;
  3. rataan berat tubuh di bawah standar;
  4. berat tubuh yang sangat bervariasi,
  5. masalah bila ada kontrak dengan “slaughter house” / rumah potong ayam;
  6. masalah dengan penjualan sebab banyaknya ayam yang kecil.
  7. Beberapa andal penyakit ayam menyatakan bahwa runting and stunting syndrome terdiri atas tiga bentuk yang mana hal tersebut lebih didasarkan kepada organ yang diserangnya yaitu :
  8. Enteritic;
  9. Pancreatic dan
  10. Proventricular
PENYEBAB :
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya yaitu Penyebab berasal dari Pembibitan Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery Penyebab berasal dari Manajemen Produksi Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi Penyebab berasal dari Lingkungan Penyebab berasal Penyakit
 
1. Penyebab berasal dari Pembibitan.
Beberapa hal yang berasal dari Pembibitan yang sanggup mengakibatkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
Telur tetas kecil (telur tetas yang berasal dari usia induk yang muda.
Maternal antibodi Reo-virus yang diturunkan rendah, padahal DOC perlu Maternal Antibodi yang tinggi
Akan lebih parah apabila induknya positif Salmonella enteritidis. Walaupun demikian kekerdilan bukan merupakan penyakit yang diturunkan
 
2. Penyebab berasal dari Penetasan / Hatchery.
Beberapa hal yang berasal dari Penetasan / Hatchery yang sanggup mengakibatkan doc yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
Waktu koleksi telur tetas yang terlalu lama
Tidak dilakukannya grading telur tetas yang akan dimasukkan ke mesin tetas
Bercampurnya telur tetas yang berasal dari usia induk yang sangat jauh berbeda
Terlalu usang proses penanganan di ruang seleksi sehingga doc mengalami stress
Kurang representatifnya alat angkut doc (chick van) dari Hatchery ke Peternak / sangkar pemeliharaan.
 
3.Penyebab berasal dari Manajemen Produksi
Manajemen Produksi juga sanggup menjadi penyebab terjadinya sindroma kekerdilan ibarat : Biosecurity yang jelek Farm terdiri dari beberapa usia (multi ages) Kurang baiknya kualitas doc yang dipelihara Penanganan doc yang kurang baik terutama waktu periode brooding Cara pemberian, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan tidak benar.
 
4. Penyebab berasal dari Pakan / Nutrisi
Kandungan yang terdapat pada pakan jikalau kurang atau berlebihan kadang menimbulkan pertumbuhan yang kurang baik bagi ayam yang dipelihara contohnya :
  1. Gejala sering ibarat ayam yang terjangkit mycotoxicosis, khususnya Aflatoxicosis
  2. Penggunaan Bungkil Kacang Kedelai yang berkualitas rendah
  3. Penggunaan Canola Meal dan Protein Hewani lebih daripada 8%
  4. Tidak ada atau rendah kandungan Natrium (khusus diAsia)
  5. Penggunaan vitamin yang kurang, khususnya pada pakan Breeder.
 
5. Penyebab berasal dari Lingkungan.
Menempatkan ayam pada kondisi lingkungan yang kurang aman akan juga menjadikan ayam terkena sindroma kekerdilan, ibarat :
  1. Lingkungan sangkar yang bersuhu dan kelembaban terlalu tinggi
  2. Liingkungan sangkar yang terlalu padat populasi ayamnya dan terdiri dari aneka macam usia
  3. Lingkungan sangkar merupakan tempat endemik penyakit yang bersifat imunosupresif.
6. Penyebab berasal dari Penyakit.
Ada beberapa penyakit yang sanggup memicu timbulnya sindroma kekerdilan, dimana penyakit tersebut umumnya menimbulkan stress dan khususnya bersifat immunosupresif, ibarat :
  1. Infeksi Reo virus
  2. Infeksi Mareks Disease, hal ini sanggup terjadi terutama di Asia sebab Broilerdi Asia tidak divaksinasi
  3. Chicken Anemia Virus, vaksinasi tidak dilakukan di beberapa negara
  4. ALV diduga ada kekerabatan positif dengan sindroma kekerdilan
  5. Infectious Bursal Disease / Gumboro, beberapa negara hanya menggunakan strain klasik untuk vaksinasinya
  6. Avian Nephritis Virus
  7. Reaksi yang berlebihan dari vaksinasi ND dan IB Penyebab utama
Dari semua penyakit yang disebutkan diatas yang paling berperanan ialah Reo virus dengan spesifikasi sebagai berikut :
Virus tidak berselubung / amplop, tahan panas dan sanggup hidup pada 600 C selama 8-10 jam, pada 560 C selama 22 – 24 jam, pada 370 C selama 15 – 16 minggu, pada 220 C selama 48 – 51 minggu, pada 40 C selama lebih dari 3 tahun, pada -630 C selama lebih dari 10 tahun. Penularan sanggup terjadi secara horizontal (Robertson & Wilcox, 1984 dan Van Der Heide, 1977) Melalui jalur respirasi.

percobaan dengan cara inokulasi induk usia 15 bulan, ternyata pada doc hasil tetasannya (17-19 hari post inokulasi) mengandung virus reo.

GEJALA KLINIS Biasanya mulai terlihat pada usia 4 – 8 hari dengan ciri-ciri : Malas bergerak Bulu kusam Coprophagia (faeces / litter eating) Bila di uji gula darahnya Hypoglycaemic Hanya sebagian populasi yang terkena dengan kategori 5 – 10 % populasi dengan kategori RINGAN, 10-30% populasi dengan kategori BURUK, 30 % populasi dengan kategori BENCANA / MALAPETAKA Biasanya terlihat pada usia 2 minggu.Bulu sekitar kepala dan leher tetap Yellow Heads, Bulu primer sayap patah / dislokasi; Helicopter Birds; Stress Banding, Tulang kering / betis berwarna pucat. Jika diperiksa kotorannya masih utuh / makanan hanya lewat saja

PATOLOGI ANATOMI
 
Perubahan terutama terjadi pada usus ibarat : pucat, tipis,berisi material cair hingga berlendir, Kadang ada radang proventriculus, Ada degenerasi pada pancreas, Makanan pada usus belahan belakang masih utuh, Perubahan pada Pancreas, Usus Tipis dan Pucat, Usus Belakang, Pembesaran Proventriculus, Dinding Proventriculus Tebal
 
PENGENDALIAN PENYAKIT
 
1.Pembibitan
a. Induk harus sanggup menunjukkan bekal maternal antibodi yang tinggi
b. Hindari terinfeksi dengan Salmonella enteriditis
c. Perbesar telur tetas dengan cara tunda awal produksi dini (pengaturan lighting), berat tubuh betina harus masuk berat standar, kebutuhan Kcal / protein / ayam terpenuhi. Tambahkan protein / asam amino pada pakan periode petelur dengan Methionine / Cysteine
 
2. Hatchery.
Hindari menetaskan telur tetas yang kecil
Perpendek waktu koleksi telur tetas
Jangan menetaskan telur tetas yang berbeda usia / ukuran dalam satu mesin
Percepat proses seleksi doc dan secepatnya didistribusikan
Pergunakan alat pengangkut doc dari hatchery hingga peternak dengan alat angkut yang representatif, terutama lengkapi dengan Ventilator.
 
3. Farm Broiler.
Laksanakan proses biosecurity dengan baik dan benar, biar farm sanggup seoptimal mungkin terbebas dari serangan jerawat penyakit pemicu terjadinya kekerdilan
Penggunaan desinfektan yang mengandung antiviral

Usahakan satu unit farm diisi oleh ayam yang satu usia, sebab jikalau ada serangan kekerdilan ayam yang ber-usia paling muda yang paling parah terkena infeksi
Jika menerima doc kecil / bibit muda / doc berasal dari telur tetas kecil, maka tatalaksana brooding harus sempurna; berikan pada minumnya multivitamin yang mengandung vitamin A, D dan E ; perhatian difokuskan kepada suhu sekitar brooding; pertolongan pakan yang intensif dan gampang dijangkau ayam, demikian juga dengan air minum harus selalu tersedia dalam keadaan segar.
Bila kekerdilan sudah menyerang ayam di kandang, maka
lakukan langkah :
 
1. Ayam yang hanya mencapai 40% dari berat tubuh standar dipisahkan / diculling
2. Lakukan desinfeksi area sangkar secara rutin
3. Ayam yang ber-berat tubuh > 40% dari berat tubuh standar dan Normal berikan minum yang mengandung multivitamin (BioVita)
4. Pakan sebaiknya tetap menggunakan pakan starter hingga panen
5. Sebaiknya ayam di panen pada berat 1.0 – 1.2 kg saja
6. Periksakan pakan secara periodik untuk kontrol kandungan mycotoxin
7. Pastikan pakan kandungan materi bakunya seimbang dan sesuai dengan peruntukan usia ayam

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments