GANGGUAN PENYERAPAN KUNING TELUR PADA ANAK AYAM Secara normal, sisa kuning telur ayam akan terserap dalam waktu 4-7 hari sehabis penetasan. Akan tetapi, terdapat bebrbagai alasannya ialah yang menjadikan kegagalan perembesan dengan tepat kuning telur tersebut. Gangguan perembesan ini jangan dianggap remeh lantaran sanggup menjadikan kerugian diantaranya ibarat : Ayam akan mengalami kekurangan nutrisi, Kekebalan badan ayam tidak maksimal dan Ayam dapatbmenjadi sumber pencemaran lingkungan.
Saat gres menetas, sistim pencernaan anak ayam beelum bekerja maksimal dan pasokan energi dan nutrisi sebagian besar diambil dari sisa kunig telur. Oleh lantaran itu, jikalau perembesan kuning telur ini tidak maksimal maka akan menjadikan ayam terhambat perkembangannya pada ahad pertama dan terhambatnya perkembangan pada ahad pertama ini akan berdampak signifikan pada periode selanjutnya baik itu pada ayam broiler (pedaging) maupun ayam layer (petelur). Selain itu, pertumbuhan ayam yang tidak seragam juga sanggup disebabkan akhir tidak sempurnanya perembesan kuning telur ini.
2. AYAM RENTAN PENYAKIT
Pada kuning telur selain terdapat sumber protein dan energi untuk anak ayam juga terdapat kekebalan yang ditunkan induk kepada anak ayam. Oleh lantaran itu, jikalau perembesan kuning telur ini tidak tepat maka ayam akan sangat rentan terhadap penyakit dan pada beberapa literatur juga menyebautkan bahwa respon terhadap vaksinpun tidak akan maksimal terutama vaksinasi Newcastle Disesease. Hal inilah yang juga merupakan salah satu penyebab sering jebolnya vaksinasi ND pada peternakan ayam broiler maupun layer
3. AYAM MENCEMARI LINGKUNGAN SEKITARNYA
Ayam yang perembesan kuning telurnya tidak maksimal maka akan membuatkan penyebaran basil penyakit pada lingkungan sekitarnya. Kondisi ini terjadi disebabkan anak ayam tersebut merupakan media tumbuh kembang basil lantaran tali pusar yang belum tertutup tepat sehingga basil dengan mudahnya masuk dan berkembang biak pada kuning telur yang tidak terserap yang merupakan media efektif pertumbuhan kuman.