Bahan Baku Pakan Ternak Unggas Sebagai Tambahan Dan Pelengkap

December 25, 2018
Bahan baku pakan tambahan dan embel-embel

Premix
Premix ialah sebutan untuk suatu suplemntasi vitamin, mineral, asam amino, dan antibiotik, atau penggabungan dari keempatnya. Penggunaan premix mutlak diharapkan kalau kandungan nutrisi tersebut dalam pakan tidak lengkap atau tidak mencukupi. Premix sanggup dibeli di Poultry shop atau toko ternak unggas dan sanggup pribadi dibeli ke salesman dari produsen premix

Asam amino sintetis
Asam-asam amino ini biasanya digunakan dalam ransum ayam untuk menutupi kekurangan akan asam-asam amino tertentu. Secara komersial asam-asam amino sintetis gampang didapat, tetapi harganya biasanya menjadi faktor pembatas dalam penggunaannya. Asam amino sintetis yang umum dan banyak digunakan ialah lysin dan methionin.

DL – Methionin
Bahan ini umumnya mengandung 98 – 99% kandungan methionin. Penggunaannya tergantung kebutuhan. Apabila kandungan methionin dalam pakan sudah cukup, maka tidak diharapkan lagi penambahan methionin sintetis ini. Namun kalau komposisi pakan yang dibentuk mengandung 95% materi baku nabati, materi sintetis ini perlu ditambahkan.

L – Lisin
Asam amino sintetis ini mengandung 60 – 99% lisin. Sama halnya dengan methionin, penggunaannya sesuai dengan kebutuhan. Untuk memperoleh kedua materi ini, peternak sanggup menghubungi distributornya. Beberapa pabrik di Indonesia sudah memproduksi materi baku ini.

Pemacu pertumbuhan (Growth Promotor)
Ke dalam pakan ternak unggas perlu ditambahkan pemacu pertumbuhan berupa pemakaian antibiotik dengan takaran rendah. Penggunaannya diyakini sanggup mengontrol bisul subklinis dan mempunyai imbas terhadap peningkatan laju laju pertumbuhan. Selain itu, penambahan antibiotik ke dalam pakan diharapkan sanggup menurunkan konsumsi pakan tetapi menaikkan efisiensi pakan dalam menambah berat tubuh ternak unggas. Saat ini antibiotik sanggup dengan gampang diperoleh di produsen atau importir obat hewan.

Penggunaannya harus sesuai dengan hukum yang tertera di kemasannya, dihentikan digunakan sembarangan. Beberapa preparat arsen ibarat 3 nitro 4 hydroxyphenylarsonic acid dan antibiotik dipercaya sanggup meningkatkan efisiensi penggunaan koksidiostat serta membantu pigmentasi kulit ayam ras pedaging.

Koksidiostat (Coccidiostat)
Koksidiostat atau penyakit berah darah hampir niscaya menyerang ternak unggas, terutama unggas dewasa. Untuk itu, ke dalam pakan unggas perlu diberikan koksidiostat untuk mencegah penyakit tersebut. Cukup banyak obat yang sanggup ditambahkan ke dalam adonan pakan untuk mencegah penyakit ini. untuk mencegah penyakit tersebut. Cukup banyak obat yang sanggup ditambahkan ke dalam adonan pakan untuk mencegah penyakit ini. Bahan yang sanggup dicampurkan ialah Bambermycin, Amprolium, Monensin, Nikarbasin, Neomisin, Salinomisin, dan Sulfakuinoxalin yang tersedia dalam aneka macam merek paten. Dosis yang ditambahkan sekitar 500 ppm atau tergantung jenisnya. Perlu diperhatikan, takaran dan hukum pakai harus sesuai dengan hukum yang tertera di kemasannya.

Anti jamur (Anti-Mold)
Apabila kita memakai materi baku pakan yang gampang berjamur, ibarat bungkil keplapa, mutlak diharapkan penambahan antijamur. Antijamur mengandung asam propio nat, asam asetat, asam sorbat, atau kombinasi dari beberapa preparat tersebut. Dosis yang ditambahkan sekitar 0,09 – 0,1%. Penggunaannya harus sesuai dengan aturan.

 Anti racun (Antitoxic)
Bahan baku kelompok bungkil biasanya akan gampang berjamur. Jamur ini kemudian akan mengeluarkan racun bagi ternak dan akan menjadikan pertumbuhan ternak menjadi terhambat. Untuk sanggup menetralkan kandungan racun perlu ditambahkan antiracun. Namun antiracun ini tidak perlu digunakan apabila kita sudah menawarkan antijamur ke dalam materi baku pakan. Artinya, dengan tidak adanya jamur, tentu tidak muncul racun dari jamur tersebut.

Antioksidan (Antioxidant)
Antioksidan digunakan sebagai materi pengawet pakan dan melindunginya dari kerusakan akhir kelembaban dan suhu lingkungan yang tinggi, imbas cahaya matahari, dan reaksi-reaksi zat asam. Reaksi oksidasi akan menurunkan kualitas pakan, merusak dan menghalangi terserapnya kandungan nutrisi dalam pakan. Ada beberapa jenis antioksidan yang biasa digunakan untuk menciptakan pakan ayam ras pedaging, diantaranya BHT (Butylated Hydroxy Toluen), BHA (Butylated Hydroxy Anisol), EQ (Etoxyquin), dan PG (Prophyl Gallate). Di pasaran banyak tersedia antioksidan yang merupakan kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Antioksidan ditambahkan ke dalam pakan sebanyak 125 – 250 ppm.

Perekat (Binder)
Bahan perekat atau binder diharapkan dalam proses pencetakan pelet. Fungsinya sebagai pengikat antar komponen materi baku, sehingga tidak gampang terurai atau berubah kembali menjadi bentuk tepung. Dalam pakan ayam ras pedaging, binder tidak mutlak diperlukan, kecuali kalau menciptakan pakan ikan. Dengan proteksi uap atau pengukusan akan terbentuk pati yang berasal dari materi baku pakan ayam ras pedaging yang berfungsi sebagai perekat. Saat ini banyak perekat sintetis yang sanggup diperoleh di agen atau importir materi kimia. Sebagai materi perekat sanggup juga digunakan materi alami. Bahan perekat ditambahkan dengan jumlah sekitar 2%.

Zat pemberi pigmen
Zat pemberi pigmen berfungsi untuk menawarkan warna kuning di potongan kaki dan kulit ayam ras pedaging, sehingga penampilan fisiknya lebih menarik. Sebagai pemberi warna sanggup digunakan beta-karoten atau apokarotenoat dalam bentuk murni (pure) atau sediaan premix ibarat beta karoten 10% dan apokarotenoat 10%. Penggunaan zat pemberi warna sedikit sekali, sekitar 20 –30 ppm. Harganya per kilogram sangat mahal, sehingga pemakaian materi ini bekerjsama tidak ekonomi. Jika akan digunakan, cukup ditambahkan ke dalam pakan finisher.

Jika penggunaan jagung kuning di atas 50%, pakan tidak perlu ditambahkan pigmen ini lagi. Apabila masih kurang, sanggup juga digunakan sumber hijauan yang mempunyai kandungan xanthofil, ibarat khlorela, rumput laut, tepung alfafa, dan tepung daun lamtoro.

Pengharum (Flavour)
Untuk menambah daya rangsang ayam terhadap pakan, sanggup juga ditambahkan pengharum yang beraroma khusus, biasanya berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini sanggup diperoleh di importir obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang sanggup dibeli di toko kimia ibarat pengharum yang beraroma vanila. Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak semua pakan komersial pabrik memakai pengharum. Dengan memakai materi baku berkualitas baik akan dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan pelet melalui tahapan penguapan (steaming) akan menawarkan aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan konsumsi pakan.

Pewarna pakan (Feed Colour)
Secara naluri, ternak unggas menyukai pakan berbentuk butiran dan berwarna kuning. Karena itu beberapa pabrik pakan menambahkan pewarna ke dalam pakan. Zat pewarna pakan berfungsi untuk meningkatkan cita-cita ternak dalam mengonsumsi pakan. Pewarna pakan ini sanggup diperoleh di toko-toko kimia. Penggunaannya harus diadaptasi dengan kebutuhan.

Bahan pakan juga sanggup dikelompokkan menjadi butir- butiran, materi sisa pengolahan butir-butiran, hijauan, materi pakan sumber protein hewani, materi pakan sumber protein nabati, produk samping susu, mineral dan asam amino sintetis.

Butir-butiran (Serealia)
Pada umumnya, materi pakan ternak butir-butiran mempunyai kandungan energi yang tinggi. Butir-butiran merupakan sumber energi utama bagi ternak dan 60% atau lebih terdapat dalam ransum. Kandungan karbohidrat pada butir-butiran mencapai 83% dan sekitar 60% berupa pati. Kandungan serat garang sekitar 0,5 – 12%. Kandungan lemak rendah yaitu <5%. Kandungan vitamin rendah, kecuali jagung. Di Indonesia, materi pakan butiran yang umum digunakan ialah padi, jagung, sorghum, beras. Di negara lain banyak digunakan gandum, barley, triticale. Nilai nutrisi materi pakan butir-butiran antara lain ditentukan dimana dan dalam kondisi bagaimana butir-butiran tersebut ditanam. Beberapa materi pakan butir- butiran ialah ;
- Padi
- Jagung
- Sorghum
- Barley
- Gandum

Bahan sisa pengolahan butir-butiran
Bahan sisa pengolahan butir-butiran sebagian besar sudah tidak sanggup digunakan untuk kebutuhan konsumsi manusia, namun masih mempunyai nilai nutrisi untuk ternak. Bahan-bahan ini antara lain dedak halus, bekatul, pollard, wheat pollard, wheat gluten, corn gluten. Beberapa materi pakan sisa pengolahan butir-butiran ialah :
- Dedak Halus
- Bekatul
- Rice Pollard
- Wheat Pollard
- Corn Gluten
- DDGS
- Onggok
- Tepung Tapioka
- Tepung Gaplek
- Tetes (Molases)
- Bungkil Kelapa Sawit
- Kulit Kedelai
- Kulit Kopi

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments