Kambing Pedaging
1. Kambing Angora
Kambing Angora berasal dari daerah Angora di Anatolia, bersahabat Ankara, yang kini jadi ibu kota Turki. Kambing ini suka meramban dan mendapat sebagian besar pasokan makanannya dari daun-daun dan ranting pohon. Namun demikian, kalau tersedia, kambing ini juga makan rumput. Kambing Angora sedikit lebih kecil daripada domba pedaging. Saat lahir, anak kambing Angora berbobot 2 hingga 4 kilogram; pada usia 6 bulan, 18 hingga 25 kilogram; dan pada usia 16 hingga 18 bulan, 28 hingga 33 kilogram. Kambing Angora betina sampaumur berbobot 38 hingga 50 kilogram, dan kambing Angora jantan sampaumur berbobot 43 hingga 63 kilogram. Kambing Angora sangat kurang prolifik dibandingkan dengan domba dan banyak kambing betinanya yang mandul. Masa kebuntingan kambing Angora sekitar 148 hari.
2. Kambing Achondroplastik
Kambing ini merupakan kambing kecil berkaki pendek. Pada usia dewasa, tinggi kambing ini 50 cm, dan beratnya sekitar 20 kg. Kambing Achondroplastik terdapat di daerah hutan dan savana Afrika Barat dan Afrika Tengah. Kambing ini sangat cocok diternakkan di daerah tropis. Meskipun termasuk kambing kerdil, kambing ini menghasilkan daging dengan kualitas baik. Dengan pemeliharaan yang telaten, kambing ini sanggup menghasilkan anak kembar dua atau tiga. Perkawinan kambing jenis ini sanggup terjadi sepanjang tahun. Sayangnya, pertumbuhan tubuhnya lambat.
3. Kambing Barbari
Kambing Barbari juga termasuk dalam kategori kambing kecil. Kambing jenis ini banyak terdapat di daerah Sind, Pakistan. Kambing Barbari sampaumur beratnya berkisar 20 hingga 30 kilogram. Kambing Barbari juga termasuk kambing prolifik, yaitu setiap kelahiran biasanya beranak kembar 2 hingga 3 ekor. Sifat prolifiknya ini menciptakan kambing ini diternakkan sebagai kambing pedaging.
4. Kambing Benggala Hitam
Kambing Benggala hitam ialah jenis kambing kerdil lainnya. Kambing ini banyak terdapat di Assam dan daerah utara Bangladesh. Kambing jantan sampaumur berbobot hanya 13 kg dan betina 9 kg.
5. Kambing Bligon
Kambing Bligon disebut juga kambing Gumbolo atau Jawa Randu. Kambing ini merupakan hasil perkawinan silang antara kambing Etawa dan kambing Kacang. Kambing hasil persilangan ini lebih menyerupai kambing Kacang. Moncongnya lancip, telinganya tebal dan lebih panjang daripada kepalanya, lehernya tidak bersurai, tubuhnya terlihat tebal, dan bulu tubuhnya kasar.
Sebagaimana kambing Kacang, kambing Bligon sangat gampang pemeliharaannya alasannya ialah jenis pakan apa pun dimakannya, termasuk rumput lapangan. Kambing ini cocok dipelihara sebagai kambing potong alasannya ialah anak yang dilahirkan cepat besar.
6. Kambing Boer
Untuk uraian mengenai kambing Boer, silakan klik gambaran umum kambing Boer
7. Kambing Boerawa
Sesuai dengan namanya, kambing Boerawa merupakan hasil perkawinan silang antara kambing jantan Boer dan kambing betina Etawa atau Peranakan Etawa. Usaha persilangan kedua jenis kambing ini sudah pernah dilakukan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan melalui perkawinan alami. Namun demikian, perjuangan perkawinan silang alami di kedua provinsi ini kurang berhasil dibandingkan dengan perjuangan perkawinan silang melalui inseminasi buatan di Lampung. Karena perkembangannya yang pesat dan untuk mengangkat gambaran provinsi Lampung dalam merintis perkawinan silang kedua jenis kambing ini, nama kambing Boerawa kemudian diganti dengan Saburai.
Para peternak di Lampung sangat berminat untuk memelihara kambing Saburai alasannya ialah beberapa keunggulannya. Selain sosoknya yang lebih besar, kambing ini juga mempunyai tingkat produksi dan mutu daging yang lebih baik dibandingkan dengan kambing Etawa atau Peranakan Etawa. Kadar kolesterol kambing ini rendah dan dagingnya empuk dan enak. Tingkat pertumbuhannya juga lebih cepat, sementara pemeliharaan dan perawatannya tidak begitu berbeda dengan kambing lokal. Saat lahir berat rata-rata kambing Saburai 2,5 hingga 3,5 kg. Sedangkan kambing Kacang 1,6–2,0 kg dan PE 2,4–2,6 kg; berat sapih kambing Saburai 14–20 kg, kambing Kacang hanya 7–8 kg, dan PE 9–11 kg. Perbedaan ini semakin terang terlihat pada usia 6-7 bulan. Berat kambing Saburai mencapai 30–35 kg, kambing Kacang 10–12 kg, dan PE 15–20 kg. Setelah 1 tahun, kambing Saburai bisa mencapai bobot 50–60 kg, kambing Kacang 24–27 kg, dan kambing PE 40-60 kg.
8. Kambing Kreolo
Kambing Kreolo ialah ternak pedaging yang banyak dipelihara di Amerika Latin dan Tengah. Kambing ini bisa hidup di daerah yang sangat gersang. Kambing ini berbulu tipis, pendek, berwarna hitam atau coklat, dan sering terdapat bercak putih. Tanduknya melengkung, dan telinganya pendek dan tegak. Kambing jantan berjanggut, sedangkan kambing betina tidak berjanggut. Tinggi gumba kambing Kreolo jantan 75 cm, dan kambing betina 65 cm. Bobot kambing sampaumur berkisar 40 hingga 60 kg. Satu kelahiran menghasilkan anak 1 hingga 2 ekor.
Kambing Gaddi sanggup diternakkan untuk mendapat daging atau susunya. Ini tergolong kambing berbulu panjang. Kambing ini disebut juga kambing Himachal Pradesh. Kambing ini banyak ditemukan di daerah India Utara dan Pakistan.
10. Kambing Kacang
Kambing Kacang ialah kambing orisinil Indonesia. Kambing ini sangat sering melahirkan anak kembar. Dengan kata lain, kambing ini masuk penjabaran kambing yang sangat prolifik. Satu kelahiran bisa menghasilkan 2 hingga 3 ekor anak. Kambing ini berkembang biak sepanjang tahun dan pemeliharaannya sangat sederhana. Kambing ini tahan derita, lincah, tersebar luas, dan bisa mengikuti keadaan dengan baik di banyak sekali lingkungan.
Kambing Kashmir merupakan kambing yang hidup di daerah pegunungan Asia Tengah menyerupai Tibet, Mongolia Dalam, Kashmir, Iran, Turki, Kurdistan, Khirgiztan, dan Rusia. Kambing ini sanggup hidup di daerah gersang dengan ketinggian 3.600 hingga 4.200 di atas permukaan laut. Kambing Kashmir jantan sampaumur sekitar 60 kg dan kambing Kashmir betina 40 kg. Kambing ini merupakan keturunan pribadi kambing liar Capra Falconeri. Kambing gembrong yang terdapat di Bali diduga merupakan keturunan kambing Kashmir. Karena bulunya yang lebat, selain menghasilkan daging, kambing ini juga menghasilkan bulu yang sanggup diolah sebagai materi pakaian.
12. Kambing Kerdil Cina Selatan
Kambing kerdil Cina Selatan merupakan kambing kerdil yang hidup di daerah tropis dan lembab. Kambing jantan sampaumur berbobot sekitar 30 kg, dan bobot kambing betina sampaumur hanya 25 kg. Meskipun ukuran badannya kecil, kambing ini sangat sering melahirkan anak kembar dua.
13. Kambing Kecil Afrika Timur
Sesuai dengan namanya, kambing ini hdiup di daerah Afrika Timur dan banyak dipelihara sebagai ternak pedaging dan penghasil kulit. Penampilan fisik kambing ini menyerupai kambing Kacang, yang merupakan kambing orisinil Indonesia. Kambing ini berbulu pendek dengan banyak sekali corak warna dan bertanduk kecil. Kambing sampaumur beratnya sekitar 30 kg. Kambing ini juga sangat prolifik.
14. Kambing Maxoto
Kambing ini juga dinamakan kambing Nungfing. Kambing Maxoto banyak diternakkan di daerah timur bahari Brazil. Warna bulunya coklat muda atau coklat kelabu kuning dengan garis-garis hitam di punggung dan perut. Bulu muka dan kakinya berwarna hitam. Kambing Maxoto sampaumur berbobot sekitar 32 kg. Induk kambing betina bisa melahirkan tiga kali dalam dua tahun dan hampir 90% selalu melahirkan anak kembar.
15. Kambing Sahel
Kambing Sahel paling cocok dipelihara di daerah padang pasir yang gersang menyerupai Sudan dan Afrika Barat. Kambing ini tahan panas dan lingkungan yang sangat gersang menyerupai daerah sabana di pinggiran gurun Sahara. Kambing Sahel berbulu pendek tapi halus. Kambing ini merupakan ternak penghasil daging dan kulit bermutu tinggi.
16. Kambing Salt Range
Kambing ini terdapat di daerah barat bahari Pakistan, Rawalpindi, dan Mianwali. Kambing ini dipelihara sebagai ternak penghasil daging dan bulu yang panjang. Berat karkas kambing Salt Range berumur satu tahun mencapai 15-20 kg.
17. Kambing Sirli
Kambing ini banyak ditemukan di daerah pegunungan barat bahari Pakistan. Kambing Sirli sampaumur sekitar 35 kg. Bulunya yang panjang bisa mencapai 25 cm.
Kambing ini biasanya diternakkan sebagai penghasil daging dan kulit. Kulitnya tipis namun bermutu tinggi. Kisaran bobot kambing sampaumur ialah 20 hingga 30 kg. Seperti ditunjukkan namanya, kambing ini banyak terdapat di Somalia, Afrika Timur.
Kambing Spanyol atau kambing La Mancha berasal dari Spanyol. Ciri khas kambing ini ialah telinganya sangat pendek atau hampir tidak berdaun telinga. Kambing Spanyol jantan sampaumur berkisar 55 hingga 80 kg dan kambing Spanyol betina 35 hingga 40 kg. Bulunya pendek dan warnanya beraneka ragam. Kambing ini sangat tangguh dan bisa mengikuti keadaan di banyak sekali lingkungan yang buruk. Tujuan utama peternakan kambing Spanyol ialah produksi daging. Kambing ini sanggup berkembang biak pada trend gugur hingga trend cuek sepanjang tahun. Dengan demikian, kambing Spanyol sanggup beranak dan menghasilkan daging sepanjang tahun di daerah berhawa dingin.
Kambing Perah :
1. Kambing Etawa
Kambing Etawa berasal dari daerah Jamnapari, India. Karena itu, kambing ini disebut juga kambing Jamnapari. Kambing Etawa paling populer di Asia Tenggara. Di negara asalnya, kambing ini tergolong kambing dwiguna - penghasil susu dan daging. Postur tubuhnya besar, telinganya panjang menggantung, mukanya cembung, dan bulu di paha belakang sangat lebat. Kambing Etawa jantan bisa mencapai bobot 90 kg, dan kambing betinanya hanya 60 kg. Produksi susu kambing Etawa sangat tinggi, yaitu 235 kg per masa laktasi (261 hari). Pada masa puncak laktasinya, produksi susu kambing ini mencapai 3,8 kg per hari.
Karena tingkat produksi susu dan tingkat pertumbuhannya yang tinggi, serta kemampuan penyesuaian yang sangat baik terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim, kambing ini sering dipakai untuk memperbaiki mutu kambing lokal di suatu negara. Usaha perbaikan mutu genetik kambing lokal di Indonesia menghasilkan kambing Peranakan Etawa (PE). Pusat produksi terbesar kambing PE ialah Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.
Walaupun begitu, semenjak beberapa tahun belakangan ini telah muncul sentra peternakan kambing PE gres menyerupai kecamatan Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah dan Banyuwangi, Jawa Timur. Bogor, Sukabumi, Bandung, Lampung, dan Palembang juga mulai berubah menjadi sentra peternakan gres kambing PE.
2. Kambing Alpen
Seperti tersirat dari namanya, kambing Alpen berasal dari pegunungan Alpen di Austria dan Perancis. Kebanyakan kambing yang tersebar di daerah Eropa merupakan keturunan kambing Alpen. Kambing Alpen jantan sanggup mencapai bobot 90 kg. Kambing Alpen betina sampaumur berbobot sekitar 55 kg dan sanggup menyusui anaknya dengan baik. Kambing ini sanggup menghasilkan susu 4,5 kg per hari, terutama pada masa laktasi kedua dan ketiga. Kambing ini bisa menyesuaikan diri dengan baik di daerah tropis beriklim kering.
3. Kambing Saanen
Kambing Saanen berasal dari lembah Saanen, Swis cuilan barat. Ini ialah jenis kambing paling besar di Swis. Karena peka terhadap sinar matahari, kambing ini tidak cocok diternakkan di daerah tropis. Telinga kambing ini tegak dan mengarah ke depan, bulunya umumnya putih dan adakala terdapat bercak-bercak hitam di cuilan hidung, telinga, atau ambingnya.
Kambing tak bertanduk ini juga termasuk kambing dwiguna - penghasil daging dan susu. Kambing ini diternakkan sebagai kambing pedaging alasannya ialah yang jantan bertubuh besar. Kambing ini juga dipelihara sebagai kambing perah alasannya ialah bisa menghasilkan susu 740 kg pada masa laktasi yang berlangsung selama 250 hari. Peranakan kambing ini sanggup ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
4. Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg berasal dari lembah Toggenburg, timur bahari Swis. Telinganya tegak dan menghadap ke depan, hidung agak cembung, warna bulu merah bau tanah atau coklat dengan bercak putih di pendengaran atau cuilan atas mata. Kambing jantannya sanggup mencapai bobot 80 kg dan betinanya 60 kg. Kulit dan bulunya sangat halus, dan produksi susunya mencapai 600 kg selama 267 hari masa laktasi.
5. Kambing Anglo-Nubia
Kambing ini berasal dari daerah Nubia di timur bahari Afrika. Kambing ini kini banyak diternakkan di Mesir, Afrika Selatan, dan Abesinia. Telinga kambing ini menggantung, ambing besar, dengan bulu berwarna hitam, merah, coklat, putih, atau kombinasi warna-warna tersebut. Kambing Anglo-Nubia jantan bisa mencapai bobot 90 kg dan kambing betinanya 70 kg. Produksi susunya 700 kg selama 237 masa laktasi.
6. Kambing Beetal
Kambing Beetal banyak dipelihara di daerah Punjab, Rawalpindi, dan Lahore. Kambing ini diduga sebagai hasil perkawinan silang antara kambing Etawa dan kambing lokal alasannya ialah ciri fisiknya sangat menyerupai dengan kambing Etawa. Produksi susunya 190 kg selama 180 hari masa laktasi.