Ternak Sapi Brahman Cross Dumai

December 30, 2018
TERNAK SAPI BRAHMAN CROSS DUMAI
 
Sejak awal kedatangan sapi ini di tempat kami, kami menduga sapi ini pribadi didatangkan dari India (seperti namanya) akan tetapi sesudah di telisik lebih dalam tenyata sapi yang gres tiba ini berasal dari australia. Sapi ini tiba ke peternakan rakyat di Dumai sebagian dalam keadaan bunting sehingga peternak tidak membutuhkan waktu usang untuk mendapat keturunan sapi ini. akan tetapi, seiring berjalannya waktu, impian peternak untuk terus mendapat keturunan dari sapi brahman ini semakin menipis,sapi barahman yang dipelihara tidak menandakan tanda-tanda bunting meskipun sudah berkali-kali di Inseminasi. Nah, untuk membahas permasalahan ini, berikut ini akan saya ulas sedikit mengenai sapi brahman cross tersebut.

 Sejak awal kedatangan sapi ini di tempat kami TERNAK SAPI BRAHMAN CROSS DUMAI
 
Sapi Brahman adalah keturunan sapi Zebu atau Boss indiccus yang berkembang pesat di Amerika Serikat yang beriklim tropis. Sapi ini masuk ke AS pada tahun 1849. Di AS, sapi Brahman dikembangkan untuk diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Setelah berhasil, jenis sapi ini diekspor ke aneka macam negara. Dari AS, sapi Brahman menyebar ke Australia dan kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1974.
Ciri khas sapi Brahman ialah berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher hingga perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. Sapi ini ialah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan.
Brahman yang berkembang di Australia dan kemudian di ekspor ke Indonesia pada umumnya disebut Brahman Cross (BX). Jenis sapi ini sudah membawa keturunan sapi Eropa. Antara sapi jantan dan betina memiliki perbedaan persentase genetik yang dikandungnya.
Brahman Cross jantan memiliki 87,5% keturunan Brahman dan 12,5% merupakan keturunan sapi Eropa. Sapi ini dicirikan dengan bulunya yang tipis dan berwarna putih atau kelabu. Otot tubuh kompak dan berpunuk. Kepala besar dan tidak beratanduk . Paha besar dan kaki panjang, gelambir mulai dari rahang bawah hingga ujung tulang dada depan tidak terlalu berlipat-lipat. Sapi betina Brahman Cross memiliki 75% keturunan Brahman dan 25% keturunan sapi Eropa. Kepala besar dan dengan pendengaran yang lebar menggantung. Otot tubuh tidak begitu kompak menyerupai sapi jantan yang berpunuk. Sifatnya tahan dengan panas dan tahan terhadap gigitan caplak ataupun nyamuk.
Bobot sapi jantan sampaumur maksimum sanggup mencapai 800 kg, sedangkan sapi betina 550 kg. Dengan pemeliharaan intensif, pertambahan berat tubuh sapi jantan dan betina Brahman sampaumur dapt mencapai 0.83-1,5 kg/hari. Persentase karkas 48,6-54,2%.

Pada umumnya pemeliharaan di rakyat menggunakan tali hidung, dikandangkan sendiri atau dalam kelompok kecil dalam tempat sempit, belum sepenuhnya adaptasi, ditambah lagi dengan tunjangan pakan yang kurang memadai, terjadilah gangguan-gangguan reproduksi yang sering disebut sebagai slow breeder.
Terjadilah proses penyesuaian yang memakan waktu cukup lama, hingga berbulan-bulan. Dengan adanya perubahan lingkungan, pakan, ditambah adanya heat stress terjadilah keadaan yang disebut depresi reproduksi (reproductive depression), sapi tidak pernah menawarkan tanda-tanda birahi pada sapi yang belum bunting maupun sesudah beranak pertama (bunting bawaan)
Rendahnya fertilitas pada sapi Brahman disebabkan oleh pengamatan birahi yang kurang akurat dengan Lama masa estrus 6,7±0,8 jam, nutrisi dan lamanya induk menyusui yang sanggup menyebabkan terjadinya anestrus post partum pada sapi Brahman, lamanya waktu yang diharapkan untk pengeluaran plasenta sesudah beranak, dan adanya jerawat pada uterus yang sanggup mensugesti jarak beranak. Masalah besar yang sering timbul pada peternakan sapi Brahman di tempat tropis dan sub tropis ialah panjangnya masa anestrus post partus, hal ini disebabkan oleh masakan yang diberikan kurang berkualitas, temperatur lingkungan yang terlalu panas, jerawat parasit, penyakit reproduksi, kondisi tubuh yang kurus, dan stress jawaban menyusui (Vandeplassshe, 1982)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Turner (1977) menawarkan Deskripsi sifat sapi Brahman Cross ialah Rata-rata angka kelahiran 81,2%, Rata-rata berat lahir 28,4 Kg, Rata-rata berat sapih 193 Kg, Kematian sebelum sapih 5,2%, Kematian umur 15 bulan 1,2% dan Kematian Dewasa 0,6%

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments