Antibiotika Beta- laktam
Menurut Salyers dan Whitt (2005), antibiotika beta-laktam diberi nama menurut 4 anggota cincin beta-laktam. Kelompok ini terdiri dari empat tipeutama yaitu, penisilin, sefalosporin, karbapenem dan monobaktam. Antibiotika initergolong yang paling besar digunakan. Masalah toksikologi utama golongan beta-laktam ini yaitu reaksi alergi yang terjadi akhir terbentuknya beta-laktam/serum protein konyugasi yang mendapat peradangan respon immun.
Seseorang yang alergi terhadap penisilin juga alergi terhadap sefalosporin dan karbapenem (Adam, 2002).Mekanisme kerja antibiotika beta-laktam menghambat tahap simpulan sintesa peptidoglikan, reaksi transpeptidase yang melintasi rantai tepi peptida sumberkekuatan peptidoglikan polisakarida (Prescott dan Baggot, 1997).
Antibiotika ini juga mengikat dan menghambat agresi membran protein sitoplasmik lain yangmerupakan kiprah dalam sintesa peptidoglikan. Enzim transpeptidase dan proteinlainnya dinamakan penisilin binding protein. Hasil dari beta-laktam terikat pada protein ialah menstimulasi enzim endogen yang didegradasi peptidoglikan(autolisin) (Focosi, 2005).
Secara normal katalisis enzim ini terjadi pada pergantian peptidoglikandilakukan kuman pada ketika tumbuh dan membelah. Antibiotika beta-laktammelepaskan kontrol pada ketika menyimpan enzim ini dan merangsang seranganlain dari peptidoglikan. Penghancuran peptidoglikan dari dinding selmenyebabkan kuman lisis. Beta-laktam secara normal memiliki sifat bakterisid(Salyers dan Whitt, 2005).
Adakalanya, bila kuman pada tekanan osmosis yang tinggi dalam tubuh(ginjal) atau bila pH lingkungan mencegah aktifitas enzim autolitik, bakteriterhindar dari efek antibiotika bheta-laktam. Antibiotika ini berpengaruhterhadap kuman gram faktual dan gram negatif (Adam, 2002). Pemberian secaraoral hanya 5-30% dari takaran yang diserap, tergantung pada stabilitas asam dan ikatan pada makanan. Setelah penyerapan, penisillin tersebar luas dalam jaringandan cairan tubuh.